Jardiknas dan usaha membuat jadi pintar

Posted by Bu Pun Su | Posted in | Posted on 08.44

Pagi tadi, di sebuah televisi swasta, ditayangkan iklan sebuah situs terkait dengan pendidikan nasional Indonesia. Situsnya www.jardiknas.org. Ada yang lucu pas pertama kali coba masuk ke situs itu. Title-nya jardiknas.net padahal link situsnya jardiknas.org. Hehehe.

Apapun itu, www.jardiknas.org mungkin salah satu konsep pemanfaatan teknologi informasi khususnya internet dalam dunia pendidikan. Sangat menarik dan patut diacungin jempol sebagai langkah mula. Konsepnya, sepertinya situs ini diarahkan ke penyedia direktori terkait dengan pendidikan nasional. Situs ini mencoba mengumpulkan link-link situs penyedia informasi dunia pendidikan mulai dari sekolah, universitas, hingga penyedia e-learning. Situs ini kemudian mencoba mengelompokkannya dalam folder-folder yang mudah dipahami maksud kontennya.

Kedepannya, sepertinya pula, situs ini akan menawarkan sebuah komunitas dunia pendidikan bagi guru dan siswa. Ini terlihat dari tersedianya sebuah link komunitas yang didalamnya disediakan blog untuk guru dan siswa. Sayangnya, fitur ini belum jalan. Semoga pula, fitur ini tidak jadi tulisan tanpa link belaka.

Anyway, sebagai pintu masuk dan direktori, semoga situs ini menjadi jalan masuk yang mudah bagi para guru dan siswa dalam mengembangkan kompetensi masing-masing dan membantu proses pendidikan, belajar dan mengajar.

Buku baru dan ekonomi - Prof. Coase

Posted by Bu Pun Su | Posted in | Posted on 07.55

Buku baru dan ekonomi mungkin bisa ditelusuri hubungannya secara njlimet. Tapi secara sederhana hubungannya adalah ada buku baru yang aku beli yang berisi tentang ekonomi. :)

Buku baru ini judulnya "Esai-Esai Nobel Ekonomi", terbitan Penerbit Buku Kompas. Menarik meski belum selesai membacanya. Secara garis besar, buku ini berisi kumpulan esai tentang para guru yang pernah diganjar anugerah Nobel Ekonomi beserta sumbangsihnya dalam dunia ekonomi tentunya. Esai-esai tersebut seluruhnya pernah dimuat di Harian Kompas.

Salah satu yang menarik adalah tentang Robert Coase. Terus terang, belum pernah mengenal nama ini. Maklum, waktu beliau dapat hadiah Nobel, aku masih kecil.

Menurut buku itu pula, Prof. Coase nyaris terlupakan bagi kalangan ekonomi pada umumnya. Namun, teorinyalah yang oleh dewan juri dianggap memberikan sumbangsih pada dunia ekonomi. Teorinya terkait dengan memasukkan konsep-konsep hak pemilikan kekayaan (property) dan biaya transaksional (transactional cost).

Bagaimana pemikiran-pemikiran tokoh kita ini? Prof. Coase mengemukakan teori yang menyatakan bahwa: bila aspek hukum hak pemilikan awal adalah pasti (well-defined) serta bila biaya transaksi perdagangan adalah nol, maka hasil akhir dalam situasi pasar seimbang adalah efisien (atau optimum dalam pengertian Pareto) tanpa dipengaruhi oleh pola (konfigurasi) pemilikan sebelumnya.

Dalam buku itu, pada esai "Mengenal Beberapa Pemikiran Coase", diberikan sebuah contoh yaitu satu pabrik pulp dan kertas yang mencemasi sungai. Apakah perusahaan tersebut mempunyai hak untuk mencemari? Bila perusahaan tersebut berhak, maka pengurangan polusi pada tingkat yang dapat ditoleransi harus dibarengi dengan ganti rugi oleh pengguna air sungai di hilir. Jika yang berhak adalah masyarakat di hilir sungai, maka pabrik pulp dan kertas itu harus memberi ganti rugi kepada pengguna hilir.

Berkaitan dengan polusi tersebut, selain muncul istilah emission trading, juga akan timbul konsep bahwa perusahaan yang mampu beroperasi lebih bersih akan dihargai dalam nilai moneter dalam pasar pencemaran. Jadi, akan ada hak pada prestasi proses produksi yang bersih. Intinya, akan ada mekanisme pasar bagi prestasi sistem produksi bersih. Dalam hal ini, kemampuan beroperasi dengan limbah yang lebih bersih dari tingkat yang dibolehkan oleh peraturan adalah hak milik yang kemudian akan menjadi rangsangan dan dapat diperjualbelikan.

Maaf jika ternyata pemahamannya mengarah ke hal yang keliru karena tidak dipunyainya kompetensi di bidang ekonomi. Membaca buku ini hanya timbul karena ketertarikan semata...

Maklum, tidak ada kepandaian...

First

Posted by Bu Pun Su | Posted in | Posted on 00.42

It's a first time.

Tidak Ada Kepandaian. Diangkat dari julukan seorang tokoh di cerita silat Kho Ping Ho, Bu Pun Su. Lu Kwan Cu, tokoh dalam cerita ini, memilih Bu Pun Su sebagai julukannya.

Tidak Ada Kepandaian. Bu Pun Su.

"Kalau si lemah Lu Kwan Cu yang sudah mampus memang dia itu lemah hati, mudah dikuasai oleh nafsu, dia buta dan tuli, terlalu mengandalkan kepandaiannya yang tidak berarti, terlalu membanggakan tenaganya yang sebetulnya lemah. Ha, ha, Lu Kwan Cu sudah mampus demikian pula orang-orang yang seperti dia. Akan selalu mengalami suka duka dan hidup bagaikan benda mati yang dipermainkan oleh alam. Akan tetapi aku sekarang bukan seperti dia, aku sudah menguburkan Lu Kwan Cu. Aku Bu Pun Su hidup bukan sebagai bujang perasaan, aku hidup bebas, mempergunakan akal budi dan pertimbangan, mengeluarkan segala yang pernah kupelajari untuk membantu pekerjaan alam!"

Tidak Ada Kepandaian. Berkepandaian tetaplah Tidak Ada Kepandaian.