Posted by
Bu Pun Su
|
Posted in
oplosan
|
Posted on
23.14
Kutip lagi ah... (dari burung berkicau, A.de Mello, SJ)
Khotbah sang Guru pada hari itu hanya terdiri dari satu kalimat penuh teka-teki.
Ia tersenyum lemah dan mulai berkata:
"Satu-satunya yang aku kerjakan di sini hanyalah duduk di pinggir sungai dan menjual air sungai"
Dan khotbahnya sudah selesai.
tidak ada kepandaian... tidak ada kepandaian...
Posted by
Bu Pun Su
|
Posted in
ngelantur
|
Posted on
22.48
Inilah nama jurus dalam ilmu silat Amdjian Siohoen koen [Im-jian-soh-hun-kun] = ilmu silat perpisahan [ilmu pukulan pengikat sukma]:
- Simkhia djioktiauw [Sim-keng-bak-tiau] = hati takut daging melonjak [hati kaget daging kedutan]
- Kiedjin yoethian [Ki-jin-yu-thian]= kesedihan yang melampaui batas [si tolol menguatirkan runtuhnya langit]
- Boetiong sengyoe [Bu-tiong-seng-yu]= dalam kekosongan terdapat isi [tidak ada tapi mengada-ada]
- Tohnie taysoei [Do-ni-tay-sui] = menyeret lumpur membawa air [basah kuyup dan berlumpur]
- Bobeng kiemiauw [Bok-beng-ki-miau] = tak tahu apa kebagusannya [bingung tidak paham]
- Djiakyoe sosit [Yak-yu-soh-sit] = seperti juga kehilangan sesuatu [seperti kehilangan sesuatu]
- Toheng geksie [To-heng-gik-si] = jalan jungkir balik [tindak terbalik dan berbuat berlawanan]
- Keksie sioyang [Keh-hoa-soh-yang] = di balik sepatu menggaruk rasa gatal [menggaruk gatal dari balik sepatu]
- Latpoet tjiongsin [Li-put-ciong-sim] = kemauan besar tenaga kurang [keinginan besar tenaga kurang]
- Hengsie tjauwdjiok [Heng-si-cau-bak] = mayat berjalan [mayat berjalan bangkai bergerak]
- Yongdjin tjoeyoe = si goblok kejengkelan sendiri
- Boenpoet toeitee = karangan tak cocok dengan kalimat
- Lioksin poet-an = pikiran tak tentram
- Kiongtouw bweelouw = menemui jalan buntu
- Binboe djinsek [Bin-bu-jin-sik] = di muka tak ada cahaya manusia [muka pucat tanpa perasaan]
- Huaphia tjiongkie = menggambar kue, menghilangkan lapar
- Siongdjip hoeihoei = pikiran melantur
Daftar tersebut diambil dari Sin Tiauw Hiap Lu (Boe Beng Tjoe) untuk nama-nama dan arti tidak di dalam tanda kurung siku dan Pendekar Rajawali Sakti (Gan KL) untuk nama-nama dan arti dalam tanda kurung siku ([...]).
Posted by
Bu Pun Su
|
Posted in
ngelantur
|
Posted on
01.46
Sudah lazim kalau dalam lembaran uang kertas yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia bergambar pahlawan nasional di satu sisi dan gambar pemandangan atau rumah dsb di sisi yang lain. Adakah pernah sekali-sekali kita memperhatikan dan menghafal gambar pahlawan apa yang ada di lembar uang kertas tertentu? Ingatkah kita dengan guyonan uang Pak Harto mesem?
Tentu kita tahu bahwa satu lembar uang kertas terdapat satu gambar pahlawan. Dan seingatku, belum pernah dalam satu periode yang sama ada dua lembar uang kertas dengan nominal berbeda menggunakan gambar pahlawan yang sama. Pernahkah muncul pertanyaan adakah hubungan antara nominal uang kertas dengan pahlawan? Adakah konsiderasi dari Bank Indonesia dalam menentukan gambar di dalam lembaran uang kertas? Mengapa pahlawan Pattimura digambar di lembaran uang seribuan? Mengapa I Gusti Ngurah Rai digambar di lembaran 50ribu? Mengapa tidak yang lain? Apakah karena I Gusti Ngurah Rai digambar di 50ribu dan Pattimura di uang 1000 lantas I Gusti Ngurah Rai lebih hebat dari Pattimura?
Ingat kalo uang Rp 500 kertas bergambar monyet? Bukankah akan muncul pertanyaan, apakah Pattimura hanya senilai dua kali kera? (Untungnya sekarang sudah cukup susah cari pecahan 500 kertas, setidaknya pas nulis ini tidak aku ketemukan di kantong dan dompetku....)
Pasti tidak. Tapi tetap saja tidak tahu alasan pemilihan gambar di pecahan uang kertas....
Tetap...tidak ada kepandaian....